Ketikaorang tua sudah menerima pilihan anaknya, maka dia harus menerima dan memperlakukan menantunya seperti anak kandungnya sendiri. Jangan pernah sekali-sekali mertua meniggikan anak kandungnya yang akan membuat menantu merasa minder dan berkecil hati. 9. Tidak Boleh Membandingkan Antara Menantu yang Satu Dengan yang Lainnya
Jakarta - Organisasi PBB yang fokus pada isu anak-anak, United Nations International Children's Emergency Fund atau UNICEF tak hanya memperhatikan kondisi anak di masa pandemi, namun juga para orang tua. Dalam tayangan di laman resmi, konselor UNICEF berbagi tips bagaimana orang tua dapat menerapkan self-care untuk mengelola penulis, sekaligus seorang ibu di Amerika Serikat, Lisa Damour mengatakan, kesehatan mental orang tua dan lingkungan rumah mempengaruhi kebahagiaan anak, terutama di masa pandemi ini. Sebab itu, dalam proses mengasuh anak, hal terpenting bagi orang tua adalah menjaga diri sendiri dulu."Ketika para orang tua mampu menjaga diri dengan baik, otomatis mereka mampu menjaga anak-anaknya dengan lebih baik," kata Lisa Damour. Selama pandemi, segala aktivitas terpaksa dilakukan di rumah. Mulai dari makan, bermain, hingga bersekolah. Karenanya, menurut Damour, suasana di rumah akan sangat mempengaruhi suasana atau atmosfir di rumah, menurut Damour, diciptakan oleh orang tua. "Jika orang tua merasa stres dan kewalahan dengan segala tugas mereka, maka akan sulit menciptakan lingkungan yang mendukung dan positif," ujar dalam tayangan tiga tips self care untuk orang tua dari Lisa DamourMendapat dukunganPastikan setiap orang tua mendapat mendapat dukungan sosial yang baik. Dukungan sosial ini bisa diperoleh dari orang terdekat, seperti pasangan, orang tua, teman dekat, tetangga, kelompok atau komunitas, dan lainnya. Di sana para orang tua merasa diterima, dapat berbagi cerita, dan merasa terhubung satu sama hiburanLisa Damour mengingatkan pentingnya orang tua memiliki hiburan yang membuat mereka bahagia. Dia memakai istilah "happy distraction". Intinya, bagaimana para orang tua bisa menikmati apa yang mereka sukai, misalkan bermain musik, melukis, atau merawat diri. Pengertian lain dalam hal ini adalah me time. "Para orang tua perlu "mengisi ulang" tenaga dan pikiran mereka sehingga memiliki energi positif saat mengasuh anak," Tubuh yang sehatKesehatan adalah yang utama. Ya, para orang tua harus sehat secara fisik. Mereka juga perlu tidur yang cukup, berolahraga, makan makanan bergizi, dan menikmati setiap makanan yang disantap. Jika orang tua pandai merawat diri dan selalu bugar, maka anak juga dapat mencontoh perilaku baik tersebut."Anak-anak belajar mengatasi tantangan dengan melihat bagaimana orang tua mereka menghadapi masa-masa sulit," kata Lisa Damour. "Bersikap baik kepada diri sendiri termasuk contoh positif kepada anak-anak tentang bagaimana mereka harus merawat diri di masa sekarang dan masa depan."BERNADETTE JEANE WIDJAJA UNICEFBaca juga6 Tanda Parenting Anak sudah Tepat atau BelumSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Cintaorang tua yang kusimpan baginya, dibalasnya dengan kasih sayang anak kepada orang tuanya. Demikianlah cinta Riam kepada saya. Kalau ia pergi ke ladang atau ke sawah, selamanya ia mencari pembawaan akan menyenangkan hatiku, meskipun yang dibawanya itu tiada seberapa harganya; seperti tadi cuma kol dan sayur-sayuran yang dibawa untuk saya, karena telah lama tak ada nafsuku makan.
Anak adalah titipan Allah SWT harta yang paling berharga bagi kedua orang tua. Kepada kedua orang tua diwajibkan untuk merawat dan mendidik anaknya dengan ilmu yang baik. Lalu bagaimana hukumnya bagi orang tua yang tega menelantarkan anak kandungnya, padahal mereka sudah dari amanah dari Allah untuk menjaganya. Ustad Abdul Somad atau UAS mencoba untuk menjawab pertanyaan tentang hukum seorang ibu yang menelantarkan anaknya. "Menjaga anak itu hukumnya wajib. Lawan dari wajib adalah haram. kalau sunnah lawannya makruh." "Menelantarkan anak berarti hukumnya haram. Dia akan dituntut dihadapan Allah SWT, kenapa menyia nyiakan anak." "Dari mulai menyusukan anaknya, mendidik anaknya, sampai semuanya dia akan dituntut dihadapan Allah SWT," ujar Ustadz Abdul Somad. Sebelumnya, Abdul Somad dalam tausiah agamanya pernah menjelaskan mengenai semua pekerjaan yang halal itu bermanfaat. Pertama-tama Abdul Somad menceritakan tentang ketertarikan anak terhadap pekerjaan tertentu. Kata anak 'Aku mau jadi polisi,' silahkan dia jadi polisi tapi dia harus hafal Quran," ucap Abdul Somad. "'Aku mau jadi tentara mak,' kata dia. Silahkan, dari kecil sudah nampak bakat itu. 'Anak saya ini kemana-mana bawa martil pak ustadz,' berarti mau jadi hakim," ucap Abdul Somad. *** Terkini
Perbuatanyang dosanya sama dengan durhaka kepada orang tua azab dunia akhirat bahkan dosa besar juga dapat terhapus, tambah ustadz adi hidayat. Orang tua adalah seorang yang sangat berjasa di dalam hidup setiap anak di dunia ini, mereka rela lapar demi anaknya, rela tidak salat tahajud karena anaknya menangis, semuanya mereka korbankan.
Bagian Pertama Oleh Abdul Gaffar Ruskhan السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Apa kabar saudaraku? Semoga kita senantiasa dikaruniai Allah SWT kesehatan, diberikan kebahagiaan hidup, dan anak-anak kita menjadi orang yang taat kepada-Nya, dan berbakti kepada orang tuanya, serta orang tua pun bijak terhadap anak-anaknya. Amin! Rasulullah saw. bersabda, أَبْغَضُ الْحَلَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى الطَّلَاقُ “Halal yang paling dibenci Allah adalah talak.” HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Hakim Pernikahan adalah suatu lembaga sakral yang dilakukan oleh sepasang manusia di depan penghulu atas penyerahan wali nikah kepada laki-laki yang akan menjadi suami anaknya. Akad nikah disaksikan oleh dua orang saksi yang tercatat dan banyak pasang mata sehingga dua manusia yang berbedea jenis resmi menjadi suami istri dalam sebuah rumah tangga. Karena itu, ikatan suci itu harus dipertahankan oleh pasangan suami istri sampai kematian yang memisahkannya. Dalam perjalan berkeluarga, pasangan suami istri ada yang mulus dan ada pula yang kandas. Pasangan yang mulus perjalanan rumah tangganya mampu mempertahankanya sampai mereka berketuruanan atau beranak bercucu sehingga dari satu keluarga lahirlah banyak keturunan. Kebahagian berkeluarga dapat mereka rasakan sampai pada usia senja hingga maut yang memisahkan sepasang suami istri itu. Pasangan keluarga yang perjalanannya mulus bukan berarti tidak ada rintangan dan kendala dalam kehidupannya. Rintangan dan kendala itu pasti ada dan itu yang menjadi seni dalam hidup berkeluarga. Namun, pasangan suami itu mampu mengatasinya dengan baik sehingga keluarganya dapat bertahan dengan rukun dan harmonis. Pasangan suami istri yang tidak mulus, perjalanan keluarganya kandas di tengah jalan. Rumah tangganya diwarnai dengan percekcokan sehingga tidak jarang berakhir dengan perceraian. Penyebabnya bermacam-macam. Namun, tidak jarang pula penyebabnya karena senang dan tidak senang atau kebencian yang muncul belakangan dari orang tua, baik dari pihak suami maupun dari pihak istri. Bisa juga karena apa yang diberikan suami tidak sesuai dengan keinginan orang tua yang terlalu berlebihan. Misalnya, orang tua ingin melihat anaknya berkecukupan seperti keluarga anaknya yang lain, keponakannya, atau anak temannya. Sementara itu, mantunya tidak mampu memenuhi keingian mertuanya. Di pihak lain orang tua suami tidak berkenan terhadap mantunya karena mantunya kurang perhatian kepadanya, tidak memberi setiap apa yang dimintanya, dan tidak mau datang ke rumahnya setiap waktu yang diharapkannya. Akibatnya, orang tua suami kesal dan benci kepadanya. Sering terjadi kesalahpahaman antara mantu dan mertua. Sementra itu, suami kurang peka terhadap masalah yang terjadi itu. Puncaknya, mertua meminta anaknya untuk menceraikan mantunya. Sebetulnya, orang tua yang bijak adalah orang tua yang mampu memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepada keluarga anaknya. Jika ada persoalan antara orang tua dengan mantunya, orang tua harus membicarakannya dengan baik kepada anaknya agar anaknya dapat menasihati mantunya supaya berbuat baik kepada orang tua. Hal itu merupakan tanggung jawab anaknya agar hubungan antara orang tua dan menantunya baik dan rukun. Orang tua harus bersabar untuk mencari penyelesaian yang baik. Jika belum ada tanda-tanda yang lebih baik, dicari jalan yang terbaik selama orang tua tidak meresa benar sendiri. Bisa jadi kesalahan itu berawal dari orang tua sendiri. Kesalahaan itu belum tentu dari menantu. Jika kedua belah pihak merasa tidak ada yang benar sehingga masing-masing menyadari kesalahannya, titik temu sudah mendekati pilihan yang terbaik. Siapa pun yang memberi maaf, itulah mukmin yang hakiki yang merupakan insan bertakwa. Jika orang tua menginginkan juga agar anaknya menceraikan anaknya, orang tua harus sadar bahwa cerai talak merupakan perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah SWT. Hadis Rasulullah saw. di awal tulisan ini menjelaskan bahwa “perbuatan yang halal yang dibenci Allah adalah talak”. Talak adalah hak suami, bukan hak orang tua. Yang dapat menjatuhkan talak adalah suami. Perceraian gampang dijatuhkan, tetapi akibatnya merugikan banyak orang. Paling tidak suami istri harus berpisah. Bahkan, yang merasakan dampaknya adalah anak-anak yang memerlukan kasih sayang dan keberadaan ayah bundanya di tengah-tengah mereka. Bisa jadi orang tua membujuk cucu-cucunya yang ditinggal bapak/ibunya akan berkata, “Kan ada Kakek dan Nenek.” Orang tua yang masih setia dengan pasangannya mesti bertanya, “Jika perceraian itu tejadi pada keluarga kami, bagaimana perasaan anak-anak?” Kita yang sudah menjadi bapak dan ibu tidak dapat membayangkan apakah ada ibu atau bapak yang lain dari anak-anaknya? Ibu atau bapak kandung hanya satu di dunia ini. Yang ada bapak tiri, bapak angkat, bapak guru, dan bapak kepala? Tidak dapat dicari gantinya bapak dan ibu kandung itu. Bayangkan ketika cucu-cucu kita sedang senang-senang dengan orang tua mereka. Karena kebencian dan ketidaksenangan terhadap mantu, orang tua sampai hati memisahkan ayah bundanya? Saya banyak melihat dan menyelesaikan kasus perceraian karena keinginan orang tuanya. Yang memprihatinkan adalah pada saat terjadi kondisi “paceklik” di dalam keluarga. Usaha bangkrut, utang banyak di bank, belum lagi tagihan hampir setiap hari datang. Kesulitan ekonomi itu pasti akan terjadi dalam kehidupan. Maju mundurnya usaha akan dialami oleh setiap pedagang, pengusaha, atau pebisnis. Melihat kondisi seperti itu mertua kalang kabut karena dukungan dana selama ini kepada anaknya bukan hanya berkurang, tetapi hilang sama sekali. Mertua yang bijak mesti memberikan dukungan moral kepada mantu dan anaknya. Berikan motivasi agar keluarganya bangkit. Jika ada kelebihan uang, bantu mantu yang juga anak kita dengan modal seberapanya. Jangan hasut anak kita, “Karena suamimu tidak bisa membahagiakan kamu, minta cerai saja!” Padahal, anaknya tidak mau mengajukan cerai khuluk atau fasakh. Justru mertua yang berinisiatif mengajukan fasakh anaknya ke pengadilan. Surat pengajuan cerai dilayangkan ke pengadilan. Mantu tidak pernah datang ke pengadilan karena tidak ingin bercerai dengan istrinya. Setelah beberapa kali persidangan, keluarlah surat cerai yang diajukan oleh mertua itu. Sementara itu, mantu merasa tidak pernah menceraikan istrinya. Hebat bukan peran orang tua memisahkan keluarga yang utuh sehingga anak-anak pun juga tidak boleh dipertemukan dengan bapaknya. Hebat bukan mertua seperti itu yang memutus hubungan keluarga suami istri dan anak-anaknya? Orang tua yang turut campur memisahkan keluarga anaknya ada baiknya memahami hadis Rasulullah saw. ini, إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ – قَالَ – فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ “Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor, Saya telah melakukan godaan ini.’ Iblis berkomentar, Kamu belum melakukan apa-apa.’ Datang yang lain melaporkan, Saya menggoda seseorang sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah bepisah talak dengan istrinya.’ Kemudian, iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata, Sebaik-baik setan adalah kamu.’” HR Muslim 2813 dari Jabir. Ternyata jika terjadi perceraian antara suami istri ada yang senang dan bangga. Jalan yang dilakukannya bermacam-macam. Ada yang melalui suami atau istri, bahkan ada perceraian itu melalui upaya orang tua. Siapa yang menang dan siapa yang senang jika perceraian itu terjadi? Itulah setan yang kadang-kadang menjelma sebagai manusia, termasuk merasuk kepada orang tua. Artinya, yang berhasil memisahkan suami istri adalah setan yang paling baik berdasarkan hadis itu. Nauzubillah! Anak tidak harus mengikuti orang tua jika ada upaya orang tua menyuruh anaknya untuk berpisah dengan istrinya tanpa ada alasan yang dibolehkan menurut syarak. Rasulullah bersabda, انما الطاعة في المعروف “Ketaatan pada orang tua hanyalah pada hal yang berkaitan dengan kebaikan.” HR Bukhari-Muslim Dalam hal ini, Ibnu Taimiyyah dalam Al-Fatawa al-Kubra III/331 menyatakan, “Tidak halal bagi seorang suami menceraikan istrinya karena perintah ibunya. Walaupun anak, perbuatan menceraikan istri bukanlah bagian dari berbakti.” Bersambung besok Bagi yang ingin wakaf tunai untuk pembangunan pesantren Almuflihun yang diasuh oleh ust. Wahyudi Sarju Abdurrahmim, silahkan salurkan dananya ke Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening 0425335810 atas nama Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer +201120004899 Rencana itu tentunya mengundang ragam reaksiJadi secara tematik, novel Azab dan Sengsara, belumlah secara tajam mempermasalahkan perkawinan dalam hubungannya dengan adat. Ini ringkasannya Aminuddin adalah anak Baginda Diatas, seorang kepala kampong yang terkenal kedermawanan dan kekayaannya. Masyarakat disekitar Sipirok amat segan dan hormat kepada keluarga itu.
BuatUnggah Video Video SayaAnalisis DataKelola InteraksiHalaman utamaAnimeTrendingKategoriLIVEMasuk untuk lihat konten yang Anda ikutiTentang kamiHubungi kamiDapatkan aplikasiSyarat LayananKebijakan PrivasiKeluhan pelanggaran© 2023 Bstation Feedback Melaporkan237 Ditonton09/05/2023Dilarang memposting ulang tanpa izin dari 0 Pengikut 412 VideosDirekomendasikan untukmuSemuaAnime100cara Ditonton024Aamiin 😥 Ditonton024masyaallah ustazah 😄 Ditonton026sad moment 🗿🗿wannabeanimeww79 Ditonton25058GLADIATOR 2000 SUB INDOcakndar8850 Ditonton012One piece hdEzhafad3994 Ditonton016belajar Agama dengan guru yang terpercaya / ilmu nya murniKakaknyaHanawaTaubat26 Ditonton1240Dubu xiaoyao Ep 310 sub Ditonton114Jangan tanya lagi jika paketmu blm sampaiTuan Ditonton049kartun zamaduluFarel Dwiherlambang64 Ditonton057HABIB HUSEIN JAFAR SETUJU Ditonton057APA ITU RENDAH HATI- 2023 islam ryshs dakwahRY SHS CHANNEL80 Ditonton014Anakmu tidak bisa memilih siapa ayahnya, tetapi kamu perempuan bisa memilih siapa Ayah dari anakmuKakaknyaHanawaTaubat260 Ditonton044ujian akan datang kepada siapapunKakaknyaHanawaTaubat16 Ditonton029cara pandang zaman sekarang anehpemuda_HALAL149 Ditonton051berbuat baik kepada orang tuaKakaknyaHanawaTaubat54 Ditonton029pengingat untuk kita semua 😓😢pemuda_HALAL83 Ditonton116buat kalian yang masih ingin pacaran😇pemuda_HALAL154 Ditonton130baik buruk anak, tergantung org tuaKakaknyaHanawaTaubat53 Ditonton057Rasulullah DitontonHalaman utama>orang tua yang mengizinkan anaknya pacaran>Komentar KirimTidak ada hasil yang ditemukan.
Sudah sepantasnya, sebagai anak untuk berbakti kepada orang tua. Mengapa? Karena pengorbanan orang tua, baik ibu atau ayahnya bagi seorang anak sangat luar biasa. Pengorbanan ini bisa secara materi dan nonmateri. Agama pun menegaskan untuk menghormati mereka dan menjanjikan adzab mengerikan bagi siapa yang mengabaikannya. Azab Anak Durhaka Pada Orang Tua Berikut adalah serangkaian azab-azab yang akan diterima oleh anak durhaka pada orang tuanya. Baik ibu atau ayahnya. Azab ini setidaknya bisa menjadi bahan renungan bagi setiap pembaca; Anak Durhaka Dibenci oleh Allah Dalam hadits riwayat Hakim disebutkan, ridla Allah ada pada ridlo orang tua. Demikian juga dengan murka Allah, juga ada pada orang tua. jika orang tua ridlo, maka Allah pun ridlo. Jika orang tua pun murka, maka Allah juga murka. Karena itulah, berpandailah mencari ridlo orang tua, maka Allah akan meridloi perjalanan hidup, sesulit apapun masalah yang dilalui oleh seseorang. Meskipun terkadang impian yang kita inginkan tak sejalan dengan keinginan orang tua. Sebagimana tulisan yang ada di dalam artikel Impian Ku Tak Sejalan dengan Ibuku Anak Durhaka akan Mendapat Adzab Bahkan Ketika Masih di Dunia Bukan hanya di akhirat, anak durhaka juga akan diberi adzab di dunia jika durhaka kepada orang tuanya. Nabi Muhammad pernah menyampaikan hadits, bahwa setiap dosa akan menjadi perhitungan di akhirat. Demikian juga dengan azabnya. Tetapi dosa karena durhaka kepada orang tua, akan disegerakan azabnya sebelum orang yang durhaka itu meninggal dunia. Shalat Anak Durhaka Tidak Diterima Demikianlah isi hadits yang diriwayatkan oleh Hasan bin Makruf. Sekhuyuk apapun sholat seorang anak durhaka, Allah tetap tidak akan menerima sholat yang dia lakukan. Bahkan jika sholat itu baik dan sempurna dalam hal rukun dan syaratnya, sholat itu tetap tidak akan diterima. Miris sangat, memang. Dosa Anak Durhaka Tidak Diampuni Nabi Muhammad pernah bersabda, seperti yang disampaikan Aisyah, dikatakan kepada seorang anak durhaka, bahwa Allah tidak akan mengampuni dosanya. Dan sebaliknya, dikatakan kepada anak yang berbuat baik terhadap orang tua, bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Amal Baik Anak Durhaka Akan Terhapus Seluruhnya Tentu saja sangat miris jika mendengar seorang yang banyak beramal baik, tetapi amal baik itu tidak memberikan manfaat sama sekali terhadap diri orang tersebut. Karena itu, jangan sampai azab anak durhaka ini terjadi pada Anda. Imam Thabrani meriwayatkan hadits, tiga macam hal bisa membuat seluruh amal terhapus. Pertama syirik kepada Allah. Kedua, durhaka kepada orang tua. Dan ketiga, orang dungu yang mempermainkan orang alim. Anak Durhaka Tidak Akan Mencium Harum Surga Harum surga itu sudah tercium dari jarak seribu tahun perjalanan, seperti yang disampaikan Nabi Muhammad dalam sebuah hadits. Hal itu memberi kesimpulan bahwa, harum surga sangat kuat hingga tercium meskipun dari jarak yang sangat jauh. Tapi begitu, anak yang sudah dikategorikan dalam kedurhakaan tidak bisa mencium harum surga tersebut. Dengan kata lain, jarak antara anak durhaka dan surga lebih jauh dari seribu tahun perjalanan. Anak Durhaka Tidak Dimasukkan ke dalam Surga Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i dan Imam Ahmad, Nabi Muhammad menyampaikan, ada tiga orang yang haram masuk ke dalam surga. Orang-orang tersebut adalah orang yang suka mabuk, orang yang durhaka kepada orang tua, dan orang yang rela istri serta anak perempuannya melakukan kemungkaran. Anak Durhaka Adalah Bagian Orang yang Rugi Nabi Muhammad pernah menyampaikan, orang yang durhaka kepada orang tuanya pasti kecewa karena tergolong sebagai orang yang hina dan tidak akan masuk ke dalam surga. Dia akan kecewa karena mendurhakai orang tua hingga orang tua tersebut berusia udzur. Anak Durhaka Berpotensi Menjadi Kafir Inilah yang ditakutkan. Setiap orang yang memeluk Islam dan menjalankan apa yang menjadi perintah Allah memiliki harapan selamat dan bahagia, baik di dunia ataupun di akhirat. Tetapi, jika dia kafir, semua berubah percuma. Dan salah salah satu hal yang menjadikan orang berubah kafir adalah mengabaikan kedua orang tuanya. Ini seperti bunyi hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Anak Durhaka Bukan Bagian dari Umat Nabi Muhammad Membaca azab-azab anak durhaka di atas, sudah sepatutnya bagi setiap umat Islam untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang tergolong durhaka. Semoga kita dijadikan orang-orang baik, yang tidak mendurhakai orang tua, dan memiliki anak-anak yang membanggakan kita.
Orangtuanya meminta teman saya menceraikan istrinya. Saya juga tidak tahu karena teman saya tidak menceritakan alasannya. Bagaimana seharusnya sikap teman saya dalam menanggapi permintaan orang tuanya? Terima kasih. Wassalamu 'alaikum wr. wb (hamba Allah/Jakarta) Jawaban. Wassalamu 'alaikum wr. wb. Penanya dan pembaca yang budiman.
Pertengahan tahun 2021, saya pernah mengulas isi mauizhah hasanah KH Izzuddin Muslih dalam sebuah acara walimatul arus tentang Birrul Walidayn. Pagi ini, ada salah satu pembacanya bertanya "Bagaimana bila orang tua menyuruh menceraikan pasangan? Apakah bila tidak menuruti mereka berarti tidak birrul walidayn bakti kepada orang tua?" Nabi Muhammad bersabda أبغض الحلال إلى الله الطلاق Artinya, "Kehalalan yang paling dibenci oleh Allah adalah perceraian." Al-Imam As-Shan'any ketika mengulas hadits ini berkata "Hadits ini menjadi dalil bahwa dalam kehalalan ada beberapa hal yang tidak disukai oleh Allah. Dan yang paling tidak disukai di antara semuanya itu adalah perceraian. Ini berarti perceraian itu tidak mengandung nilai ibadah dan tidak berpahala pastinya. Maka, hadits ini sekaligus menjadi dasar untuk menjauhkan diri dari perceraian, selagi masih ada hal yang bisa menjadi alasan menghindari perceraian tersebut." Dalam hadist yang lain, Rasulullah bersabda ما زال جبريل يوصيني بالنساء حتى ظننت أنه سيحرم طلاقهن Artinya "Malaikat Jibril terus menerus berpesan tentang para wanita sampai sampai aku mengira menceraikan mereka akan diharamkan." Para ulama memahami hadits-hadits tersebut menjadi sangat "menutup pintu" untuk urusan perceraian. Bahkan mereka melarang perceraian itu terjadi walaupun atas dasar taat kepada orang tua. Padahal Allah memerintahkan kita untuk taat kepada mereka dalam Al-Qur'an Al-Karim. Syekh Atha' bin Abi Rabah, Mufti Al-Haram Al-Makki ketika ditanya oleh seseorang tentang pria yang mempunyai Ibu dan Istri dan sang Ibu tidak rela terhadapnya kecuali bila ia menceraikan istrinya. Beliau menjawab "Hendaknya dia bertakwa kepada Allah dalam urusan ibunya dan senantiasa menjalin hubungan baik dengannya." Sang penanya berkata "Apakah dia harus menceraikan istrinya?" Beliau menjawab "Tidak." Sang penanya kembali berkata "Bukankah dia tidak diridhai ibunya kecuali dia menceraikan istrinya?" Beliau menjawab "Maka Allah tidak ridha kepada ibunya. Istrinya ada di bawah tanggung jawabnya, bukan ibunya, dialah yang menentukan, mempertahankan, atau menceraikan." Ketika mendengar cerita tentang seorang lelaki yang menceraikan istri atas perintah ibunya, Al-Imam Hasan Al-Bashri berkata ليس الطلاق من برها في شيئ Artinya "Perceraian itu sama sekali bukan termasuk berbakti kepada ibunya." Suatu ketika, seorang lelaki curhat kepada Syekh Abdullah bin Al-Mubarik, dia berkata "Dulu ibuku selalu memintaku untuk menikah, sampai aku menikah. Setelah aku menikah, ia selalu memintaku menceraikan istriku." Syekh berkata "Kalau engkau sudah merasa melakukan semua bakti kepada ibumu kecuali ini, ya sudah ceraikan saja. Tapi, jika engkau menceraikan istrimu, lalu engkau membuat keributan yang luar biasa dan ibumu tetap marah kepadamu sebab kegaduhan yang kau buat itu, maka jangan kau ceraikan istrimu." Seorang pria bertanya kepada Imam Ahmad bin Hanbal "Bagaimana jika ayahku memerintahku menceraikan istriku?" Beliau menjawab "Jangan kau ceraikan." Dia berkata "Bukankah Sayyidina Umar juga menyuruh putranya, Abdullah, untuk menceraikan istrinya?" Beliau menyahut "Sampai ayahmu bisa menjadi seperti Sayyidina Umar." Sebuah simpulan disampaikan oleh Al-Muhaddits, Abdul Aziz bin As-Shiddiq Al-Ghumary "Maka tidak ada hak bagi ayah suami atau ibunya dan ayah istri atau ibunya untuk merusak atau membubarkan pernikahan anaknya demi keinginan pribadinya dan menuruti perbuatan dan bisikan setan, hal ini yang banyak terjadi sehingga mengakibatkan perceraian dan perpisahan bagi anak dan pasangannya." Kokohnya rumah tangga adalah tanggung jawab suami dan istri selaku penumpang bahtera ini. Berumah tangga juga wahana mengolah semua kemampuan untuk menjadi bijaksana dalam mengambil keputusan. Semoga rumah tangga kita, dari hari ke hari, senantiasa bertambah kemesraan dan keharmonisannya. Aamiin... KH R Abdul Aziz, peneliti pada Aswaja NU Center PWNU Jatim, Direktur Aswaja NU Center PCNU Bangil. rVHvBp.